Minggu, 20 November 2016

Goresan tinta

"Smash"
(Karya: Aldhi Ardyansyah putra)



Bulutangkis, kata tersebut memang sudah tidak asing lagi teedengar di Indonesia, Olahraga tersebutlah yang telah mengharumkan nama indonesia di kancah internasional. Di sebuah desa di daerah sumatera barat, tepatnya padang panjang, terdapat desa bulutangkis dimna masyarakatnya sangat mengeemari olahraga ini. Disanalah hidup seorang anak laki-laki bernama Riki Karanda, dia terlahir dari keluarga yang sederhana, Karanda memiliki ayah yang sangat menggamari bulutangkis, bahkan ayahnya sering menjuarai turnamen kampung yang di adakan di desa tersebut. Karanda yang saat itumasih berusia 6 tahun sering melihat pertandingan bulutangkis di desanya. Hal itu yang membuat Karanda ingin bisa bermain bulutangkis seperti ayahnya dan bertekad menjadi pemain juara dunia, seperti sang idola Taufik Hidayat. Sang ayah pun juga sangat ingin sekali anaknya itu menjadi pemain bulutangkis yang handal dan hebat yang mampu menjadi juara dunia. “Nak, jika sudah besar kamu harus menjadi pemain bulutangkis yang hebat, dan mengjarumkan mama indonesia di dunia” tutur sang ayah. “iya yah aku juga sangat ingin menjadi pemain bulutangkis seperti ayah” balas Karanda. Mendegar perkataan ayahnya itu Ia termotivasi untuk menjadi pemain bukutangkis yang hebat. Sejak saat itu ia sudah mulai berlatih, walaupun hanya di latih oleh ayahnya, tapu dia sangat bersunguh sunguh.
Saat umur 6 tahun Karanda mulai masuk sekolah dasar di sekolah dia terbulang tidak cukup pintar dalam pelajaran, padahal sang ibu ingin anaknya menjadi orang yang sukses, setiap pulang sekolah, dia selalu berlatih bersama ayahnya di lapangan Rw, ayahnya sangat keras dalam melatih karanda, dari berlatih push up 100 kali, bahkan sampai lari keliling kampung agar anaknya mempunyai fisik yang kuat. Mereka berlatih sampai maghrib, dan Karanda pulang dengan baju berkeringat basah kuyup, melihat karanda terlihat sangat lelah, ibu karanda marah kepada ayah karanda, Ia tidak tega melihat anaknya sampai lelah karena dilatih sangat keras oleh ayahnya. “Ya Allah Nak, kamu kenaoa sampai lesug begini, ibu tidak mau, karena latihan bulutangkis kamu jadi kecapean seperti ini, lebih baik kamu belajar saja”, marah kepada Karanda. “tidak apa-apa Bu, aku ini kan anak yang kuat”. Balas karanda. “Ayah juga jangan terlalu keras melatihnya, kasihan dia masih kecil” memarahi ayah Karanda. “iya bu, toh dia kan anak laki-laki, harus kuat” balas ayah Karanda.
Di sekolah karanda samgat terkenal dengan kehebatanya dalam bermain bulutangkis, dia sering di ikutkan dalam berbagai turnamen bulutangkis tingkat SD, walaupun usianya yang masih muda yang menduduki kelas 4 SD, Tetapi dua sering menyumbangkan gelar bagi sekolahnya. Hal itu membuat Karanda menjadi siswa berprestasi di bidang non Akademik. Namun, prestasinya berbanding terbalik  dengan di budang Akademik di sekolahnya, nilai-nilai ujian yang di dapatkanya sangat buruk ,selalu kurang dari nilai rata-rata, hanya sedikit yang di atas rata-rata, bahkan dia hampir tidak naik kelas, namun ia terbantu oleh prestasi bulutangisnya, dan dia tetap naik kelas. Hal ini membuat sang ibu sering memarahi Karanda  kerana nilainya yang rendah , ia juga memperingatkan Karanda agar Ia lebih mementingkan pelajaranya di sekolah di banding terus bermian bulutangkus terus-terusan , Ibunya merasa bahwa karena bermain bulutangkis, Karanda menjadi tidak fokus akan pelajaranya di sekokah. Karanda lun dilarang berlatih lagi setiap hari oleh ibunya, ia hanya boleh berlatih setiap hari libur sekolah saja. Sejak saat itu ia pun lebih fokus ke pelajaranya di sekolah. Namun tetap saja Karanda selalu berlatih bulutanhkis sepulang sekolah, tanpa sepengetahuan dari sang Ibu.
Masa sekolahnya pun di sekolah dasar sudah berlalu, setelah lulu sekolah, Karanda berencana melanjutkan sekolahnya, namun bukan masuk ke SMP seperti teman-teman lainya, Ia berniat untuk masuk ke klub bulutangkis di Indonesia yaitu, PB Djarum Kudus, Ia ingin menjadi pemain profesional yang hebat, dengan masuknya dua ke klub tersebut, yang telah melahirkan pemain-pemain hebat Indonesia. Namun langkahnya masih terhambat oleh sang Ibu yang ingin anaknya masuk ke SMP sepertu teman-teman Karanda lainya, ibunya tidak ingin Karanda masuk dan melanjutkan pendidikanya di PB Djarum, karena letaknya yang sangat jauh dari tempat tinggal Karanda dan dia disana juga harus di karantina, mungkin hanya 6 bulan sekali Karanda dapat pulang menemui orang tuanya. Karanda berusaha meyakinkan Ibunya agar di izinkan, ia berusaha dengan memberikan janji kepada sam Ibu, kelak dia akan menjadi pemain bulutangkis terbaik di dunia, yang akan membahagiakan Ibu dan Ayahnya. Ayah karanda juga berusaha membujuk Ibu karanda agar Ia di izinkan. Setelah berbagau cara meyakinkan sang Ibu l, akhirnya Ibu karanda tergerak hatinya dan mengizinkan Karanda pergi ke Kudus, untuk masuk ke sekolah bulutangkis PB Djarum, dengan satu syarat, Karanda harus membuktikan janjinya itu kelada Ibunya, untuk menjadi pemain bulutangkis dunia.
Saat Karanda pergi ke kudus Ia di antar oleh sang ayah yang selalu mendukung setiap langkah karanda, Ayah Karanda hanya sebentar di Kudus, setelah mendaftarkan Karanda di PB Djarum ia harus kembali lagi ke kampung halaman, dan dia menaruh harapan agar anaknya bisa memulai kesuksesananya di sini. 
Karanda memulai pendidikanya di PB Djarum, pada proses seleksi yang dilaksanakan oleh pelatih Christian Hadinata yang merupakan salah satu legenda bulutagkis dunia. Proses seleksi ini berupa pertandingan antar siswa baru yang masuk PB Djarum, dan yang terbaiklah yang akan masuk ke tim A atau tim inti. Karanda berhasil memenangi pertandingan pertamanya dengan mudah dan lanjut ke babak selanjutnya,sangat mudab bagi Karanda melawati pertandingan dan lawan-lawannya hingga ia berhasil mencapai final, ia bertemu dengan lawan yang hebat yang juga telah mengalahkan lawanya sampai ke final.
Dalam pertandingan, terjadi kejar mengejar point antara mereka berdua, mereka sangat baik permainannya dalam mengolah kok, hingga sampai game ke tiga, Karanda berhasil mengalahkan lawanya itu dan menjadi pemenang, lawannya tersebut yang bernama Guntur pun berteman dengan Karanda, ia merasa Karanda akan menjadi rival terbaiknya. Mereka berdua pun masuk ke tim A yang merupakan pemain unggulan di PB Djarum, mereka sama sama memiliki harapan Untuk menjadi pemain bulutangkis terbaik di dunia, terutama Karamda yang iningin mengikuti jejak idolanya yaitu, Taufik Hidayat.
5 tahun berlalu, diusia merke berdua yang berysia 17 tahun, mereka telah berkembang menjadi pemain terbaik di PB Djarum, menurut pelatih mereka sudah di bilang cukup matang untuk mengikuti turnamen besar, mereka dikirim oleh sang pelatih untuk mengikuti turnamen bukutangkis bergengsi di Indonesia, Indonesia Open 2016 yang dilaksanakan di Istora Senayan Jakarta. Sebagai pemain tunggal putra Karanda bertemu dengan pemain hebat dari mancanegara. Walaupun mereka bukan termasuk pemain unggulan, namun mereka berdua yakin dan memiliki semangat yang besar untuk menjuarai turnamen ini.
Pada babak kualifikasi mereka dengan mudahnya memgalahkan para lawan lawanya, Karanda lolos ke babak selanjutnya begitu juga Guntur, mereka melalui babak kedua, ketiga dengan mudahnya, hungga Karanda dan Guntur lolos ke perdelaoan besar. Karanda bertemu dengan pemain Indonesia terbaik kala itu yaitu Tommy Sugiarto. Karanda sangat di repotkan oleh oleh oermainan tommy semoat kalah di game pertama, Karanda membalasnya di game kedua, dan lanjut ke game ketiga, sangat sulit untuk Karanda mendapatkan poin demi poin, dengan kemamluanya itu Karanda akhirnya bisa memenangkan pertandinganya itu, Ia menjadi sorotan penonton di Istrora. Guntur pun juga sukses melanglah ke babak semi final dengan mengalahkan pemain unggulan china.
Di semifinal Karanda berhadapan dengan pemain terbaik dunia saat itu, dia adalah Lee chong wei dari malaysia, dan guntur bertemu pemain terbaik ketiga yang baru saja meraih gelar olimpiade Rio 2016. Karanda sempat gugup dengan lawan yang di hadapinya, saat di game pertama dia tidak fokus dia pun tertinggal angka cukup jauh dengan skor 21-12, dia di beri arahan oleh pelatih saat break. “kamu harus fokus, bermain lepas aja, jangan nervous, keluarin semua kemampuan kamu kalau kamu ingin juara disini” ujar pelatih. “baik pak saya akan berusaha semaksimal mungkin, saya tidak mau berhenti di sini” balas Karanda. Di game kedua karanda berhasil meraih kemenangan, pertandingan lanjut ke game ketiga, dimana kedua pihak akan di tentukan siapa yang akan lolos dari pertandingan ini. Dengan segala upaya, Karanda berhasil memenangi pertandingan ini dan lolos ke final. Disusul oleh guntur yang ikut lolos final bersama Karanda.
Pada babak final, mereka saling bertemu untuk merebutkan posisi juara pertama di podium, mereka bertanding sepeeti berlatih, mereka sudah tau kemampuan mereka masing masing, mereka bertekad untuk menjadi juara, pertandingan sampai dengan Rubber Set,sangat sengit pertandingan mereka berdua, saling menyerang, saling mensmash, Karanda yang mempunyai pukulan Smash yang kuat menjadi keungguluan dia meraih poin, Karanda pun berhasil mengalahkan rivalnya tersebut dan keluar menjadi juara Indonsia open tersebut, dan ini menjadi prestasi pertamanya dalam awal karirnya. Dia telah membuktikan kepada sang ibu, bahwa janjinya dulu telah terpenuhi. Karanda dengan umur yang masih sangat muda bisa membuktikan kehebatanya dia perhelatan bulutangkis dunia, masih panjang perjalanan karanda kedepanya, Ia memiliki target yang akan di capainya 4 tahun yang akan datang, yaitu mempersembakan medali emas kepada negara tercintanya Indonesia pada pesta olahraga dunia Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.